Ungkapandari hati nurani Sang Pujangga Cinta dari kehidupan seharian. Bermakna mendalam, bermuara cinta kasih Allah merasuk ke sanubari ke semua umat manusia, dan alam.Kehidupan tanpa cinta akan kering kerontang tanpa makna, hampa, sunyi, tiada gairah.Dan Cinta itu harus dihiasi dengan senyuman yang tulus dan ikhlas agar cinta itu dapat membekas dihati setiap insan
A. Pengertian Hati Nurani Hati adalah sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian perasaan. Depdiknas 2013 487. Sedangkan hati nurani diartikan sebagai 1 hati yang telah mendapat cahaya atau terang dari Tuhan, dan 2 perasaan hati yang murni dan sedalam-dalamnya. Depdiknas 2013 487. Sedangkan tuntutan atau larangan yang berasal dari hati nurani disebut suara hati atau kata hati. Hati nurani dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata consciece. Kata consciece diterjemahkan menjadi suara hati, kata hati atau hati nurani. Berdekatan dengan kata conscience, ada kata conscious. Conscious artinya sadar, berkesadaran, atau kesadaran. Disamping kedua kata ini, ada satu lagi yang berdekatan maknanya yaitu intuition, intuition artinya gerak hati, lintasan hati, gerak batin. Imam Suraji 2006 149 menjelaskan bahwa hati nurani adalah suatu kekuatan dalam hati seseorang yang selalu memberikan penilaian benar dan salahnya atau baik dan buruknya atau perbuatan yang akan di lakukan. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah, terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir; kesadaran, terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang memperjelas secara sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan kita. Kajian-kajian yang mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh terutama di dalam sains psikologi. Etika dan Hati Nurani 21 Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda. Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati. Frans Magnis Suseno 1987 dan K. Berten 2007, menyebut hati nurani tersebut sebagai kesadaran moral. Hati Nurani muncul apabila harus memutuskan sesuatu yang menyangkut hak dan kebahagiaan manusia. Hati nurani dapat menghayati baik atau buruk yang berhubungan dengan tingkah laku. Hati nurani memerintahkan atau melarang untuk melakukan sesuatu kini dan disini. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tidak mengikuti hati nurani berarti menghancurkan integritas pribadi dan mengkhianati martabat manusia yang terdalam. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyatan bahwa manusia mempunyai kesadaran. Untuk mengerti hal ini, perlu dibedakan antara pengenalan dan kesadaran. Kita mengenal, bila kita melihat, mendengar, atau merasa sesuatu. Dan pengenalan ini bukan merupakan monopoli manusia. Seekor binatang pun bisa mendengar bunyi atau mencium bau busuk dan karena itu bisa mengenal. Malah ada binatang yang dalam hal pengenalan inderawi lebih unggul dari pada manusia. Tapi hanya manusia yang mempunyai kesadaran. Dengan kesadaran, manusia memiliki kesanggupan untuk mengenal dirinya sendiri dan karena itu berefleksi tentang dirinya. Manusia bukan saja melihat pohon dari kejauhan, tetapi dia menyadari juga bahwa dialah yang melihatnya. Dalam kebun binatang pernah terdengar seorang anak kecil berumur sekitar empat tahun bertanya kepada ibunya “Mami, apakah gajah ini tahu bahwa dia seekor 22 p gajah?” Tanpa disadarinya, dengan itu dia mengemukakan suatu pertanyaan filosofis yang amat mendalam artinya. Kepada filsuf ini harus dijawab “Gajah tidak tahu”. Seekor binatang tidak berpikir atau berefleksi tentang dirinya sendiri. Hanya manusia mempunyai kesadaran. Dalam diri manusia bisa berlangsung semacam “penggandaan” dia bisa kembali kepada dirinya. Da bisa mengambil dirinya sendiri sebagai objek pengenalannya. Jadi penggandaan di sini ialah bahwa dalam proses pengenalan bukan saja manusia berperan sebagai subjek, melainkan juga sebagai objek. Untuk menunjukkan kesadaran, dalam bahasa Latin dipakai kata conscientia. Kata itu berasal dari kata scire mengetahui dan awalan con- bersama dengan, turut. Dengan demikian conscientia sebenarnya berarti “turut mengetahui” dan mengingatkan pada gejala “penggandaan” yang disebut tadi bukan saja saya melihat pohon itu, tapi saya juga “turut mengetahui” bahwa sayalah yang melihat pohon itu. Sambil melihat, saya sadar akan diri saya sendiri sebagai subjek yang melihat. Nah kata conscientia yang sama dalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa yang serumpun dengannya digunakan juga untuk menunjukkan “hati nurani”. Dalam hati nurani berlangsung juga penggandaan yang sejenis. Bukan saja manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat moral baik atau buruk, tetapi ada juga yang turut yang “turut mengetahui” tentang perbuatan-perbuatan moral tersebut. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan moral yang dilakukannya. Hati nurani merupakan semacam “saksi” tentang perbuatan-perbuatan moral manusia. Kenyatan itu diungkapkan dengan baik melalui kata Latin conscientia. Setiap manusia mempunyai pengalaman tentang hati nurani dan mungkin pengalaman itu merupakan perjumpaan paling jelas dengan moralitas sebagai realitas. Sulit untuk menunjukkan pengalaman lain yang dengan begitu terus terang menyingkapkan dimensi etis dalam hidup manusia. Karena itu, pengalaman tentang hati nurani itu merupakan jalan masuk yang tepat untuk suatu studi mengenai etika. Kesadaran hati nurani untuk melakukan yang baik dan menghindari yang jahat ini selalu menyertai manusia conscience dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan bertindak. Kesadaran hati nurani yang selalu menyertai diri manusia untuk selalu memilih yang baik dan menghindari yang jahat ini 23 merupakan kesadaran moral yang terbentuk dalam diri manusia. Namun masalahnya apakah dasar yang dapat dipakai untuk menentukan bahwa tindakan tersebut baik atau tindakan tersebut jahat. Menurut Kohlberg, kesadaran moral yang ada dalam diri manusia ini secara umum berkembang, mulai dari tingkat yang sifatnya masih kekanak-kanakan sampai ke kesadaran moral yang dewasa. Ada 3 tingkatan kesadaran moral dalam kehidupan manusia Kohlberg, 1995 231-234; Susilawati, 2010 73-80 yaitu Pertama, tingkat Pra-Adat Pre-conventional berlaku untuk orang-orang yang merasa bahwa aturan masyarakat berada di luar konsep diri mereka. Pada tingkatan ini, individu tidak benar-benar memahami dan berusaha menegakkan aturan masyarakat, melainkan mereka menahan diri dari perilaku yang dilarang/ditentang, karena sekedar menghindari hukuman atau untuk menerima hal positif dari aturan tersebut pada diri mereka. Aturan-aturan sosial dan sebutan baik-buruk, benar-salah, dimengerti sejauh dalam kaitan dengan akibat fisik yang dirasakan. Sesuatu dianggap baik/benar kalau secara fisik mengenakkan, dan sebaliknya dianggap buruk/salah kalau itu tidak mengenakkan. Kepatuhan pada aturan hanya karena itu mendatangkan ganjaran dan menghindarkan dirinya dari hukuman. Kedua, tingkat Adat Conventional merupakan pertimbangan dan pemikiran orang-orang yang mempunyai atau menjadi bagian dalam aturan masyarakat terutama bagi mereka yang mempunyai figur otoritas. Orang berusaha menahan diri dari perilaku yang ditentang/ dilarang dan melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan aturan untuk menghindari celaan dari orang lain dan memperoleh pujian dari orang lain, terutama dari orang-orang yang berada dalam kekuasaan. Kewajiban dirasakan sebagai segala sesuatu yang memenuhi harapan kelompok, yang dipuji kelompok, dan yang membuatnya bersatu dengan kelompok. Kelompok tidak lagi dipandang sebagai sarana bagi pemenuhan kebutuhan egonya, melainkan bernilai pada kelompok itu sendiri. Ketiga, tingkat Pasca-Adat Post-conventional dimiliki orang-orang yang sudah dapat membedakan konsep diri mereka dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, dan mereka dapat menggambarkan nilai-nilai dalam kaitan dengan pemilihan prinsip untuk diri mereka. Mereka menyadari berperilaku menurut 24 p prinsip mereka sendiri ketika aturan masyarakat sejalan dengan ajaran moral yang mereka yakini. Orang berusaha memahami nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip tingkah laku yang punya validitas serta punya penerapan lebih luas daripada hanya sekedar ditetapkan oleh yang berwenang dalam kelompok bersangkutan. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut diterima karena dianggap benar pada dirinya sendiri, bukan karena terkait dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kelompok terkait.

Padahal bagi manusia sendiri, suara hati dapat menjadi satu sumber yang paling berharga sebagai pedoman dalam setiap situasi dalam hidup manusia. Suara hati dapat dijadikan pedoman yang paling baik dan terpercaya setelah Kitab Suci, karena Allah memberi petunjuk-Nya juga dalam hati nurani atau dalam sanubari terdalam dari setiap manusia. [2]

0% found this document useful 0 votes195 views4 pagesOriginal TitleARTI HATI NURANICopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes195 views4 pagesArti Hati NuraniOriginal TitleARTI HATI NURANIJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. 4 Hubungan Kebebasan, Tanggung Jawab, Hati Nurani Dan Akhlak. Perbuatan berakhlak adalah perbuatan yang dilakukan secara sengaja dan bebas. Disinilah letak hubungan akhlak dan kebebasan. Akhlak juga harus dilakukan atas kemauan sendiri dan bukan paksaan. Perbuatan seperti ini disebut perbuatan yang bertanggung jawab. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia memiliki kesadaran moral yang dinamakan suara hati. Kesadaran moral adalah kesadaran bahwa tindakan saya bisa bernilai baik atau buruk sebagai manusia apapun profesinya. Suara hati merupakan kesadaran akan adanya kewajiban dan tanggung jawab sebagai manusia di dalam situasi konkret. Kualitas saya sebagai manusia secara keseluruhan ditentukan oleh pilihan yang saya ambil. Suara hati itu saya sadari secara langsung sebagai jawaban terhadap tuntutan konkret yang sedang saya hadapi. Saya tidak bisa lari dari tuntutan suara hati bersifat rasional, universal dan mutlak. Suara hati bersifat rasional, artinya saya memilih untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan yang bisa dipertanggungjawabkan secara nalar. Suara hati bersifat universal, artinya setiap orang seharusnya memiliki kewajiban dan kesadaran yang sama dengan saya, mengingat manusia adalah pengada yang bermoral. Namun kesadaran universal itu tidak berarti setiap orang dalam kenyataannya menghadapi tuntutan konkret yang sama seperti apa yang saya hadapi. Suara hati juga bersifat mutlak, artinya tuntutan suara hati tidak dapat ditawar-tawar dan tidak tergantung pada perasaan atau pertimbangan untung-rugi. Suara hati berakar dari hati nurani conscience. Hati nurani adalah keterarahan mutlak pada yang baik dan benar. Berbeda dengan hati nurani, suara hati merupakan tanggapan langsung atas situasi konkret tertentu. Kemutlakan suara hati merupakan petunjuk bagi adanya Tuhan yang bersifat mutlak. Namun yang khas bagi realitas mutlak itu adalah bahwa seolah-olah Ia memanggil dan menuntut tanpa bisa kita hindari. Manusia hanya bisa merasa malu dan bersalah di hadapan seorang Pribadi yang mampu memberikan perintah rasional dan universal, yakni Tuhan yang Mahamutlak. Selain itu, manusia juga menyadarinya sebagai sesuatu yang suci, artinya kehendak mutlak itu menolak yang tidak benar dan tidak nurani dapat digambarkan sebagai tiga bagian pemerintahan suatu negara demokrasi termasuk Indonesia legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Manusia mengenali adanya prinsip-prinsip atau hukum moral benar-salah yang harus diikuti. Manusia juga bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. Pada akhirnya, hati nurani juga memberi penilaian "apresiasi" dan "evaluatif" terhadap tindakan moral kita. Hukum moral itu pastilah tidak bisa berasal dari diri sendiri karena akan kontradiktif saya yang membuat, saya yang melanggar. Hukum moral juga tidak selalu mengikuti sepenuhnya apa yang dikatakan orang kebanyakan misalnya meskipun banyak korupsi, tidak berarti korupsi dibenarkan. Kemampuan manusia untuk berefleksi membedakannya dari makhluk hidup manapun di atas muka bumi. Keberadaan hati nurani tidak bisa diketahui secara langsung. Manusia baru bisa mengenali "cahaya di dalam hatinya" ketika ia menyadari bahwa ada Pribadi Ilahi yang menaruh cahaya itu di dalam hatinya, sejauh manusia diciptakan secitra dengan hati disebut sebagai petunjuk paling kuat akan adanya Tuhan karena di dalam kesadaran moral, manusia menjalin komunikasi yang asali dengan Tuhan. Dengan kata lain, saya menyadari Yang Ilahi dalam keseriusan mutlak setiap tantangan moral. Immanuel Kant sudah menunjukkan bahwa Tuhan tidak mungkin menjadi objek pengetahuan. Namun, eksistensi Tuhan kemudian dipostulatkan oleh Immanuel Kant dalam Kritik atas Rasio Praktis demi berlakunya hukum moral. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya PengertianQalb (Hati) Qalbu ialah segumpal darah yang terletak dalam rongga dada, agak sebelah kiri, warnanya kecoklatan dan berbentuk segi tiga. As-Sajadah :9). kaum sufi membagi hati itu menjadi dua nama, yaitu hati sanubari yang bersifat materi dan hati nurani yang bersifat Immateri yang didalamnya terkandung rahasia-rahasia Insani Apa itu hati nurani? hati nurani adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel berikut untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian hati nurani adalah Kamus Definisi Bahasa Indonesia KBBI ? hati nurani hati yang telah mendapat cahaya Tuhan; 2 perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya Definisi ? hati nurani kb, perasaan yang murni yang sedalam-dalamnya. Loading data ~~~~ 5 - 10 detik semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “hati nurani” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Istilah Umum Istilah pada bidang apa makna yang terkandung arti kata hati nurani artinya apaan sih? apa maksud perkataan hati nurani apa terjemahan dalam bahasa Indonesia AkhlakAdalah - Pengertian, Macam, Ruang Lingkup Dan Contohnya - DosenPendidikan.Com - Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yakni "Al-Khulk" yang berarti tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakukan. Menurut istilahnya, akhlak merupakan sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu AminSyukur (Trainer Menata Hati) menyatakan : bahwa letak hati nurani/sanubari ada di dalam rongga jantung sebenarnya. Erbe Sentanu (Trainer Quantum Ikhlas) menyatakan bahwa hati adalah jantung. Wuryanano-Trainer Super Mind menyatakan hati nurani kita itu adalah pikiran baik yang terletak dan tertanam di dalam pikiran bawah sadar kita. m1dh.
  • amtk5qx297.pages.dev/262
  • amtk5qx297.pages.dev/478
  • amtk5qx297.pages.dev/238
  • amtk5qx297.pages.dev/512
  • amtk5qx297.pages.dev/230
  • amtk5qx297.pages.dev/214
  • amtk5qx297.pages.dev/163
  • amtk5qx297.pages.dev/258
  • pengertian hati nurani dan sanubari